PENERAPAN MEDIA AUDIO VISUAL DAPAT MENINGKATKAN TEKNIK
VOKAL SISWA
Oleh : Marzuki, S.Pd
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Masalah
Musik merupakan suatu media yang tidak dapat dipisahkan dengan kehidupan
manusia, sebagai mahluk yang dibekali cipta, rasa dan karsa oleh Tuhan Yang
Maha Esa. Manusia dapat mengekspresikan dirinya menurut kata hati melalui
bernyanyi, hal ini sesuai dengan yang disampaikan oleh Adjie (2008:23) bahwa:
“Bernyanyi merupakan musik yang me nggunakan media vokal atau suara manusia”,
supaya terdengar indah maka bernyanyi membutuhkan suatu teknik tersendiri.
Pengajaran musik Vokal di SMP adalah bagian dari tujuan pendidikan
pada tahap pembentukan pribadi anak dalam rangka menuju kepada pembentukan
manusia Indonesia seutuhnya, seperti yang kita cita-citakan bersama. Untuk
melaksanakan pengajaran Vokal tersebut agar lebih bermakna dan variatif
sehingga dapat menarik minat siswa tentunya guru dituntut untuk mampu
mengembangkan inovasi pembelajarannya. Hal ini akan menjadi suatu motivasi
tersendiri bagi siswa untuk meningkatkan dan mengembangkan berbagai potensi anak.
Peranan guru musik adalah menciptakan kondisi musikal yang
kondusif, sehingga siswa dapat mengalami dan memahami suatu karya cipta musik
sepenuhnya. Untuk itu pemahaman guru musik dalam menafsirkan kurikulum
pendidikan musik, hendaklah kritis dan kreatif dalam pengembangkan model-model
pengajaran musik, tentu saja, yang dapat menumbuhkan pemahaman siswa akan nilai
sosial budaya melalui pengalaman estetika dan etika seni mereka.
Kenyataan dilapangan masih banyak pelajaran seni khususnya seni
musik. Pembelajaran seni sifatnya masih terbatas kebiasaan yang lazim terfokus
pada pemberian materi yang sifatnya mudah dilakukan misalnya peserta didik
ditugaskan menyanyi sebuah lagu tanpa melihat bagaimana teknik yang benar dalam
bernyanyi. Apabila hal ini terjadi maka, dikhawatirkan bahwa pelajaran musik
hanya terbatas pada konsep hiburan semata. Pelaksanaan pembelajaran seni musik
masih terkesan biasa-biasa saja.
Oleh karena itu diupayakan adanya perbaikan dan peningkatan
kualitas pembelajaran seni musik di sekolah demikian pula pada tingkat
pendidikan SMP secara substansi ditentukan dan membutuhkan dukungan banyak
faktor. Faktor-faktor tersebut diantaranya; kualitas dan profesionalisme guru
seni musik yang tidak memahami teknik vokal sehingga berakibat ketidak
berhasilan dalam pembelajaran.
Media pembelajaran salah satunya yang menjadi salah satu faktor
yang mempengaruhi proses belajar mengajar. Kenyataan dilapangan bahwa tidak
sedikit guru-guru musik di sekolah dalam praktek pembelajaran masih menggunakan
cara atau metode klasik artinya tidak menggunakan media pembelajaran yang
memadai diantaranya media audio visual (VCD, LCD, TV dan lain-lain).
Proses pembelajaran seni nampaknya masih kesulitan mendapatkan
media untuk pembelajaran beberapa media dalam bentuk materi ajar. Kendala untuk
mendapatkan media untuk bahan ajar terasa sangat sulit dan menemui banyak
kendala, khususnya dalam pembelajaran teknik vokal, terpikirkan bahwa
pembelajaran dengan media penting untuk membantu dalam proses pembelajaran.
Bentuk media pembelajaran untuk teknik vokal ternyata harus disediakan dan
disiapkan yang sesuai dan relevan dengan tujuan pembelajarannya, disamping
bentuk media yang kiranya dapat menunjang pembelajaran teknik vocal pada siswa,
adalah media yang berisi tentang gambaran bagaimana teknik berlatih bernyanyi
dengan baik.
Sementara ini pembelajaran teknik vokal khususnya di sekolah
tersebut masih dilakukan secara konvensional yakni, guru memberikan ceramah dan
mengarahkan praktek teknik vokal dan bernayanyi secara langsung dikelas dengan
media seadanya ternyata hasil yang diperoleh terasa belum cukup maksimal,
artinya para siswa harus mendapat variasi dan tuntutan lain untuk proses
pembelajaran, para siswa disamping berlatih melalui pembelajaran di kelas juga
harus mampu berlatih pada kesempatan lain di luar kelas. Namun hal itu
nampaknya masih jadi kendala akibat tidak terdapatnya bimbingan untuk belajar.
Salah satu harapan agar siswa dapat terbimbing adalah dengan
menggunakan media belajar teknik vokal. Media tersebut apabila tersedia
disamping dapat digunakan sebagai tuntunan siswa belajar di luar waktu sekolah
juga dapat dimanfaatkan dalam proses pembelajaran di kelas, agar kompetensi
siswa dalam bernayanyi terbantu dalam berlatih teknik vokal.
Berkaitan hal tersebut, pembelajaran teknik vokal dengan
menggunakan media audio visual akan sangat membantu siswa untuk mencapai tujuan
pembelajaran seni musik di sekolah. Pembelajaran dengan menggunakan teknik
vokal yang baik memiliki makna yang sangat berharga dalam kehidupan manusia,
sebagai wahana hiburan dan kesehatan terutama secara kejiwaan seseorang.
B.
Rumusan Masalah
Berdasarkan
latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam pembahasan ini adalah
1.
Apakah
pengertian dari teknik vokal siswa?
2.
Apakah
pengertian dari media audio visual?
3.
Bagaimanakah
meningkatkan teknik vokal dengan penerapan media audio visual?
C.
Tujuan
Pembahasan
Adapun
yang menjadi tujuan dalam pembahasan ini adalah untuk mengetahui :
1.
Pengertian
dari teknik vokal siswa.
2.
Pengertian
dari media audio visual.
3.
Langkah
penerapan media audio visual dalam meningkatkan teknik vokal siswa.
D.
Manfaat Penulisan
Penulisan
ini diharapkan bermanfaat bagi pengembang pendidikan
terutama yang berkaitan dengan pemahaman siswa terhadap pembelajaran seni musik
yaitu yang berkaitan dengan dengan pembelajaran teknik vokal dengan melalui
media audio visual. Selain itu penelitian ini juga dapat memberikan kegunaan
bagi:
1.
Peneliti sendiri dalam hal ini sebagai guru pendidikan seni untuk
meningkatkan dan melaksanakan inovasi pembelajaran.
2.
Memberikan wawasan terhadap profesionalisme guru khususnya yang
berkaitan dengan pembelajaran dengan media khususnya tim paduan suara.
3.
Memberikan kontribusi dalam menciptakan suasana yang kondusif
dalam pembelajaran teknik vokal.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Teknik Vokal
Menurut
Rudy MY (2008:46) Dalam membentuk teknik vocal merupakan teknik dasar dalam
bernyanyi sehingga apabila diibaratkan dengan sebuah rumah atau gedung teknik
vokal merupakan pondasinya. Untuk menghasilkan teknik vocal yang baik maka,
seorang penyanyi harus memperhatikan beberapa teknik penguasaan diantaranya
adalah: penguasaan teknik pernafasan, penguasaan notasi, penguasaan tempo dan
penguasaan artikulasi. musik yang bersumber dari suara manusia, biasa dimainkan
oleh seorang penyanyi, atau sekelompok orang. Jika dimainkan perorangan disebut
solo dan jika dimainkan atau dinyanyikan secara rampak atau sekelompok orang
suara bersama (samen zingen). Sejalan dengan hal tadi maka Adjie
(2008:30) menguraikan bahwa vokal bisa diuraikan suara manusia, dalam ilmu
bahasa, huruf hidup sering disebut vokal, karena huruf tersebut merupakan unsur
utama dalam menghidupkan bunyi bahasa itu sendiri.
1. Unsur-
Unsur Teknik Vokal dalam Bernyanyi
Setiap manusia memiliki ketinggian suara yang berbeda-beda, ada
yang suaranya tinggi melengking, sedangkan yang lain tidak bisa seperti itu,
ada seseorang yang dapat mengeluarkan suara yang sangat rendah dan pada pihak
lain tidak biasa melakukannya. Faktor yang mempengaruhi ketinggian suara
seseorang adalah tipis tebalnya pita suara yang dimiliki orang tersebut.
Semakin tipis pita suara seseorang maka semakin tinggi jaungkauan suara yang
biasa dihasilkan.
Untuk dapat menguasai teknik power suara, maka seseorang harus
sering melakukan teriakan. Dengan sering melakukan teriakan, telah terjadi
suatu proses pelatihan penguatan otot-otot yang berkaitan dengan suara. Seperti
halnya kita melatih otot tubuh lainnya, sehingga menjadi kuat dan bertenaga.
(Rudy;2008:23).
Selanjutnya Budidharma (2001:3) menguraikan tentang pembelajaran
teknik vocal tidak terlepas dari bagaimana teknik pengambilan napas, teknik
vocal seperti memainkan alat musik tiup, dalam bernyanyi mengisi paru-paru
dengan udara akan memberikan efektifitas hal ini berpengaruh untuk melakukan
kemampuan menyanyikan nada-nada panjang, kontrol terhadap nada tinggi, nada
rendah tekstur suara lembut/keras, warna suara, fleksibilitas, vibrato, non
vibrato, menghasilkan nada yang lebih jernih dan bernyanyi lebih lancar dalam
wilayah register tangga nada.
Teknik bernyanyi selanjutnya seperti yang diuraikan oleh Alting
(dalam Ruth Dwi, 2006:11) bahwa dalam melatih pernafasan yang harus
dilakukan adalah ada tiga tahap yaitu: (1). Mengisi paru-paru; (2). Menahan
nafas selama beberapa detik; (3). Mengeluarkan nafas secara perlahan-lahan.
Kemudian melakukan gerakan: berdiri tegak , jangan tegang, sambil merentang
lengan kesamping sambil menghirup nafas, menahan nafas dua hitungan dengan
posisi badan tetap berdiri serta mengeluarkan nafas, tangan diturunkan
merentang ke samping (4 hitungan) terus mengulangi kegiatan itu sekitar
kira-kira enam kali.
Selanjutnya menurut Alting(Ruth Dwi, 2006:12-13), teknik
pernafasan yang merupakan bagian dari teknik vokal memiliki tiga macam yaitu:
a.
Pernapasan Dada;
Nafas sepenuhnya dimasukkan ke dalam paru-paru sehingga rongga
dada membusung ke depan. Kelemahan pernafasan ini paru-paru menjadi cepat lelah
dalam menahan udara, suara yang dihasilkan menjadi tidak stabil karena udara
yang dikeluarkan kurang dapat diatur.
b.
Pernapasan Diafragma;
Paru-paru dapat terisi penuh tanpa terjepit karena ruangan
diperluas dengan meregangnya sekat rongga badan atau diafargma yang bergerak ke
bawah. Pengeluaran napas diisi terjadinya karena diafragma menekan paru-paru
dari bawah serta dibantu otot-otot perut dan otot- otot sisi badan. Dengan
demikian pengeluaran napas diatur oleh kehendak kita sendiri dan menghasilkan
suara yang meyakinkan.
c.
Pernapasan Perut;
Perut berkembang ke depan, paru-paru hanya dengan bagian tengahnya
saja, meskipun system ini juga sedikit baik digunakan tetapi sampai sekarang
penyanyi masih jarang menggunakan ini.
Berkaitan dengan hal tersebut, untuk mendapatkan suara yang
diharapkan yaitu dengan selalu berlatih menyanyi dengan suara sekeras-kerasnya,
hal ini harus dilakukan secara terus-menerus dengan secara rutin hingga
mendapatkan suara yang bertenaga, yaitu besar, lantang dan stabil.
Selain pernapasan unsur-unsur teknik vokal antara lain: seperti
yang diuraikan oleh Rudy (2008:56) adalah:
a.
Penguasaan Notasi
Seseorang dapat bernyanyi dengan indah dan merdu dan pas terdengar
ditelinga itu karena pas menempatkan nada-nada ini merupakan kemampuan
seseorang terhadap penguasaan nada, ada pula yang bernyanyi dengan suara yang
sumbang, terdengar buruk dan kacau, hal ini disebabkan karena orang tersebut
belum mampu menempatkan nada-nada pada lagu yang dinyanyikan, oleh karena itu
untuk menjadi penyanyi atau bernyanyi dengan benar diperlukan penguasaan notasi
sebagai syarat utama. Tujuan dari pelatihan penguasaan notasi tersebut
dimaksudkan untuk melatih feeling terhadap harga nada secara akurat.
b.
Penguasaan Tempo
Dalam bernyanyi sangat penting untuk mengerti dan menguasai tempo
dari sebuah lagu, sering kita dengar meskipun seseorang bernyanyi dengan nada
yang benar, namun terasa kurang pas dan tidak enak didengar karena tidak dapat
menguasai tempo lagu, kesalahannya akan terlihat jelas apabila diiringi dengan
music bisa terlalu cepat atau lambat sehingga hilang bentuk karakter dan makna
dari lagu.
c.
Penguasaan Artikulasi
Dalam pementasan musik, kita sering mendengarkan seorang penyanyi
yang sedang melantunkan sebuah lagu dengan mengucapkan kata-kata dari lirik
lagu tersebut dengan sangat jelas, hal tersebut dapat membuat pendengar
merasakan lagu tersebut sehingga terjalin hubungan dengan penonton lewat sebuah
lagu, akan tetapi ada penyanyi yang melantunkan lagu dengan tidak jelas padahal
lagu tersebut tidak asing bagi penonton.
d.
Phrasering
Aturan pemenggalan kalimat yang baik dan benar sehingga mudah
dimengerti dan sesuai dengan kaidah- kaidah yang berlaku.
e.
Ekspresi/Penjiwaan
Lagu terdiri dari dua bagian, yaitu bagian teknis dan bagian jiwa.
Jiwa dalam artian sebagai sebuah karya dari ungkapan perasaan yang hidup dan
memiliki rasa, sehingga mampu menyentuh dan menggugah perasaan yang
mendengarkan, maka yang dimaksud menjiwai lagu adalah memahami lagu sebagai
suatu karya hidup yang memiliki perasaan dan mengungkapkan pada nyanyiannya.
Penyanyi yang mampu menjiwai lagu adalah penyanyi yang mampu menerjemahkan dan
mengungkapkan emosi yang terkandung dalam lagu tersebut.
B.
Media Pembelajaran Vokal
1. Media
Pembelajaran
Media berasal dari bahasa latin merupakan bentuk jamak dari
“Medium” yang secara harfiah berarti “Perantara” atau “Penga ntar” yaitu
perantara atau pengantar sumber pesan dengan penerima pesan. Beberapa ahli
memberikan definisi tentang media pembelajaran. Schramm (1977) mengemukakan
bahwa media pembelajaran adalah teknologi pembawa pesan yang dapat dimanfaatkan
untuk keperluan pembelajaran. Sementara itu, Briggs (1977) berpendapat bahwa media
pembelajaran adalah sarana fisik untuk menyampaikan isi/materi pembelajaran
seperti: buku, film, video dan sebagainya. Sedangkan, National Education
Associaton (1969) mengungkapkan bahwa media pembelajaran adalah sarana komunikasi
dalam bentuk cetak maupun pandang-dengar, termasuk teknologi perangkat keras.
Dari ketiga pendapat di atas disimpulkan bahwa media pembelajaran adalah segala
sesuatu yang dapat menyalurkan pesan, dapat merangsang fikiran, perasaan, dan
kemauan peserta didik sehingga dapat mendorong terciptanya proses belajar pada
diri peserta didik.
Brown (1973) mengungkapkan bahwa media pembelajaran yang digunakan
dalam kegiatan pembelajaran dapat mempengaruhi terhadap efektivitas
pembelajaran. Pada mulanya, media pembelajaran hanya berfungsi sebagai alat
bantu guru untuk mengajar yang digunakan adalah alat bantu visual. Sekitar
pertengahan abad Ke –20 usaha pemanfaatan visual di lengkapi dengan
digunakannya alat audio, sehingga lahirlah alat bantu audio-visual. Sejalan
dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK), khususnya dalam
bidang pendidikan, saat ini penggunaan alat bantu atau media pembelajaran
menjadi semakin luas dan interaktif, seperti adanya komputer dan internet.
Sehubungan dengan hal tersebut di atas, Jenis-jenis media belajar
diantaranya adalah sebagai berikut:
1.
Media Visual: grafik, diagram, chart, bagan, poster, kartun, komik
2.
Media Audial: radio, tape recorder, laboratorium bahasa, dan
sejenisnya
3.
Projected still media: slide;
over head projektor (OHP), in focus dan sejenisnya.
4.
Projected motion media:
film, televisi, video (VCD, DVD, VTR), komputer dan sejenisnya.
Sejalan dengan perkembangan IPTEK, penggunaan media baik yang
bersifat visual, audial, projected still media maupun projected
motion media bisa dilakukan secara bersama dan serempak melalui satu alat
saja yang disebut Multi Media. Contoh: dewasa ini penggunaan komputer tidak
hanya bersifat projected motion media, namun dapat meramu semua jenis
media yang bersifat interaktif.
Salah satu pengertian dari media pendidikan yang cukup populer
adalah alat, metode, dan teknik yang digunakan dalam rangka lebih
mengefektifkan komunikasi dan interaksi antara guru dan siswa dalam proses
pendidikan dan pengajaran di sekolah. Oleh sebab itu media pendidikan adalah
suatu bagian yang integral dari proses pendidikan. Dan karena itu menjadi suatu
bidang yang harus dikuasai oleh setiap guru yang profesional.
2. Media
Pembelajaran Vokal
Dari pengertian media pendidikan di atas kita menafsirkan media
pendidikan dari sudut pandang yang luas, dalam arti tidak hanya terbatas pada
alat-alat audio/visual yang dapat dilihat dan didengar, melainkan sampai pada
kondisi di mana para siswa dapat melakukan sendiri. Dalam pola demikian itu,
maka tercakup pula di dalamnya pribadi dan tingkah laku guru.
Alat-alat yang tergolong ke dalam kategori ini, terdiri dari:
1.
Media tanpa proyeksi, seperti: papan tulis, papan tempel, papan
planel, bagan, diagram, grafis, poster, kartoon, gambar, dan lain-lain.
2.
Media pendidikan tiga dimensi. Alat-alat yang tergolong ke dalam
kategori ini.
3.
Terdiri dari: model, benda asli, contoh/specimen, benda
tiruan/mock-ups, diorama, boneka, topeng, peta, globe, pameran, museum sekolah,
dan lain-lain.
4.
Media pendidikan yang mengunakan teknik atau masinal. Alat-alat
yang tergolong ke dalam kategori ini, meliputi antara lain: slide dan film
strip, OHP, film, rekaman radio, televisi, laboratorium, perkakas
oto-instruktif, ruang kelas otomatis, sistem interkomuniasi, dan komputer.
5.
Sumber-sumber masyarakat, berupa obyek-obyek, peninggalan sejarah,
dokumentasi, bahan-bahan, masalah-masalah, dan sebagainya dari berbagai bidang,
yang meliputi: daerah, penduduk, sejarah, jenis-jenis kehidupan, mata
pencaharian, industri, perbankan, perdagangan, pemerintahan, kebudayaan,
politik, dan lain-lain. Untuk mempelajari hal-hal tersebut diperlukan berbagai
metode, yakni: karyawisata, manusia sumber, survay, berkemah, pengabdian
sosial, kerja pengalaman, dan lain-lain.
Jenis-jenis media pembelajaran yang dikenal dewasa ini terdapat
tiga kelompok besar sebagaimana diungkap Abdulhak (2008) dapat diuraikan
sebagai berikut:
1.
media auditif.
2.
media visual.
3.
media audio visual.
Media auditif, adalah media yang hanya mengandalkan kemampuan
suara saja. Yang termasuk jenis media ini antara lain tape recorder dan radio.
Media visual, adalah media yang hanya mengandalkan indra penglihatan. Jenis
tersebut ini antara lain gambar dan foto. Media audio visual, adalah media yang
mempunyai unsur suara dan unsur gambar. Beberapa contoh media audio visual
meliputi televisi, video, film, atau demonstrasi langsung.
Media audiovisual dalam pembelajaran sering kita bedakan lagi
menjadi dua macam yaitu:
(a)
audio visual diam
(b)
audio visual gerak.
Audiovisual diam adalah media yang menampilkan suara dan gambar
diam (tidak bergerak). Misalnya, film bingkai suara sound sistem, film rangkai
suara, dan cetak suara. Audio visual gerak adalah media yang dapat menampilkan
unsur suara dan gambar yang bergerak. Misalnya, film suara dan video-cassette.
C.
Penerapan Media
Audio Visual Dalam Meningkatkan Teknik Vokal Siswa
Media
audio merupakan media yang sering digunakan dalam pembelajaran vocal, media ini
sangat fleksibel karena bentuknya yang mudah dibawa, praktis, dan relatif murah
(misalnya tape compo, pengeras suara). Disamping media audio dalam pembelajaran
vocal sering digunakan media audio visual, yang dapat dipakai untuk mendengar,
melihat dan melakukan.
Media
Pembelajaran memiliki fungsi sebagai berikut:
1. Media
pembelajaran dapat mengatasi keterbatasan pengalaman yang dimiliki oleh para
peserta didik. Pengalaman tiap peserta didik berbeda-beda, tergantung dari
faktor-faktor yang menentukan kekayaan pengalaman anak, seperti ketersediaan
buku, kesempatan melancong, dan sebagainya. Media pembelajaran dapat mengatasi
perbedaan tersebut. Jika peserta didik tidak mungkin dibawa ke obyek langsung
yang dipelajari, maka obyeknyalah yang dibawa ke peserta didik. Obyek dimaksud
bisa dalam bentuk nyata, miniatur, model, maupun bentuk gambar-gambar yang
dapat disajikan secara audio v isual dan audial.
2. Media
pembelajaran dapat melampaui batasan ruang kelas. Banyak hal yang tidak mungkin
dialami secara langsung di dalam kelas oleh para peserta didik tentang suatu
obyek, yang disebabkan, karena: (a) obyek terlalu besar; (b) obyek terlalu
kecil; (c) obyek yang bergerak terlalu lambat; (d) obyek yang bergerak terlalu
cepat; (e) obyek yang terlalu kompleks; (f) obyek yang bunyinya terlalu halus;
(f) obyek mengandung berbahaya dan resiko tinggi. Melalui penggunaan media yang
tepat, maka semua obyek itu dapat disajikan kepada peserta didik.
a.
Media pembelajaran memungkinkan adanya interaksi langsung antara
peserta didik dengan lingkungannya.
b.
Media menghasilkan keseragaman pengamatan
c.
Media dapat menanamkan konsep dasar yang benar, konkrit, dan
realistis.
d.
Media membangkitkan keinginan dan minat baru.
e.
Media membangkitkan motivasi dan merangsang anak untuk belajar.
f.
Media memberikan pengalaman yang integral/menyeluruh dari yang
konkrit sampai dengan abstrak.
Dalam
meningkatkan teknik vokal, guru memiliki untuk menggunakan media pendidikan
dalam proses pembelajaran karena media pembelajaran sangat membantu
keberhasilan guru dalam memberikan layanan pendidikan kepada siswa-siswanya.
Lebih luas lagi media pembelajaran memiliki fungsi yang sangat luas serta memiliki
nilai yang sangat penting dalam dunia pendidikan di sekolah. Pofesi sebagai
guru adalah pekerjaan profesional. Karena itu diperlukan kemampuan dan
kewenangan.
Kemampuan
itu dapat dilihat pada kesanggupannya menjalankan peranannya sebagai guru:
pengajar, pembimbing, administrator, dan sebagai pembina ilmu. Salah satu segi
kemampuan ini, adalah sejauh manakah ia menguasai metodologi media pendidikan
di sekolah untuk kepentingan anak didiknya, sehingga memungkinkan perkembangan
mereka secara optimal sesuai dengan tujuan pendidikan.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
1.
Teknik vocal merupakan teknik dasar dalam bernyanyi sehingga
apabila diibaratkan dengan sebuah rumah atau gedung teknik vokal merupakan
pondasinya.
2.
Untuk menghasilkan teknik vocal yang baik maka, seorang penyanyi
harus memperhatikan beberapa teknik penguasaan diantaranya adalah: penguasaan
teknik pernafasan, penguasaan notasi, penguasaan tempo dan penguasaan
artikulasi. musik yang bersumber dari suara manusia, biasa dimainkan oleh
seorang penyanyi, atau sekelompok orang.
3.
Media pembelajaran adalah teknologi pembawa pesan yang dapat
dimanfaatkan untuk keperluan pembelajaran.
4.
Media pendidikan tidak hanya terbatas pada alat-alat audio/visual
yang dapat dilihat dan didengar, melainkan sampai pada kondisi di mana para
siswa dapat melakukan sendiri.
B.
Saran
Berdasarkan
hasil pembahasan, saran yang dapat penulis kemukakan dapat bermanfaat bagi
pihak terkait yang memiliki kontribusi kuat terhadap pendidikan seni budaya
khususnya seni music dalam meningkatkatkan teknik vocal dengan penerapan media
audio visual khususnya bagi pengajar seni music di lapangan.
a. Bagi
guru seni music di lapangan diharapkan terus dapat mengembangkan
profesionalismenya antara lain dengan melakukan inovasi-inovasi pembelajaran.
Oleh karena itu dalam penerapan media audio visual terhadap pembelajaran teknik
vocal ini mengharuskan adanya usaha dari guru untuk mengembangkan model
pembelajaran, dengan demikian guru harus merubah model pembelajaran lama yang
bersifat konvensional yaitu bersifat teacher centered kepada paradigma
baru yang bersifat student centered.
b. Kepala
Sekolah diharapkan dapat selalu memberikan motivasi dan kesempatan yang
seluas-luasnya kepada para guru untuk mengembangkan potensinya dan meningkatkan
kompetensinya dalam melaksanakan pembelajaran serta mencobakan pembelajaran
yang aktual.
c. Kepada
Dinas Pendidikan Kabupaten Aceh Utara agar dapat mengagendakan secara rutin
pelatihan MGMP, penataran, pelatihan, workshop bagi guru untuk mengembangkan
model dan pendekatan pembelajaran untuk mengarah pembelajaran yang berpusat
pada siswa.
DAFTAR PUSTAKA
Dahlan, M.D., (1990). Model-model Mengajar. Bandung:
Diponegoro.
Esa Putra, Adjie. (2008). 1001 Jurus Menyanyi Mudah,
Bandung: DARI Mizan.
MY, Rudy. (2008). Panduan Olah Vokal , Jogyakarta: PT.
Media Pressindo.
Purwati, Ruth Dwi. (2006). Teknik Pernafasan Dalam Olah Vokal,
Makalah Sekolah Menengah Musik. http://ruth.blogspot.com
Simanungkalit, N. (2008). Teknik Vokal Paduan Suara,
Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
Suryadi, Agus dkk (2009). Modul Pendidikan Musik, Jakarta:
Universitas Terbuka
Syukur, Sugeng dkk.(2009). Modul Pendidikan Musik Lanjutan,
Jakarta: Universitas Terbuka.
Silahkan
copy paste makalah ini,, tapi jangan lupa cantumkan sumbernya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar